Postingan

Featured post

Sejarah Marga Silalahi

Gambar
 Stamboon tahun 1908 jelas menuliskan marga Sihaloho menduduki posisi sebagai Boru[Berru ; Pakpak] di Pakpak Pegagan. Jika kita runut langsung di Daerah Pakpak Pegagan, marga Haloho menjadi Boru dari Marga Matanari Pakpak. Sinkron dengan pengakuan Marga Sihaloho yang mengatakan jika Loho Raja mempersunting kembali paribannya putri dari Marga Matanari.  Lebih jauh lagi ,Wkh Ypes tahun 1932 memaparkan adanya larangan perkawinan antara Pria dari marga Matanari dengan Wanita dari keturunan Silahisabungan [ Silalahi]  karena Silahisabungan dahulu menikah dengan putri marga matanari .

Silalahi Dan Paropo

Gambar
𝗞𝗲𝗮𝗱𝗮𝗮𝗻 𝗪𝗶𝗹𝗮𝘆𝗮𝗵 𝗦𝗶𝗹𝗮𝗹𝗮𝗵𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗮𝗿𝗼𝗽𝗼 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗟𝗮𝗽𝗼𝗿𝗮𝗻 𝗟. 𝘃𝗮𝗻 𝗩𝘂𝘂𝗿𝗲𝗻[ 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴  𝗟𝗲𝘁𝗻𝗮𝗻 𝗜𝗻𝗳𝗮𝗻𝘁𝗲𝗿𝗶 𝗛𝗶𝗻𝗱𝗶𝗮 𝗕𝗲𝗹𝗮𝗻𝗱𝗮 ]𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝟭𝟵𝟬𝟴 Seperti telah disebutkan dalam pendahuluan, Silalahi dan Paröpö adalah pemukiman yang didiami oleh pendatang dari Balige. Silalahi Saboengan adalah orang pertama yang menetap di sana. Ia menikah dengan seorang perempuan Pakpak dari Pegagan Pakpak bermarga Matanihari, bernama Si Pinggang, yang melahirkan tujuh orang anak laki-laki, yang kemudian menjadi leluhur dari marga-marga dan pemukiman di Silalahi dan Paröpö. Nama-nama mereka masih dapat ditemukan pada desa-desa yang mereka dirikan dan pada marga-marga yang berkuasa di sana. Dengan mencermati lebih dalam, tampak bahwa keturunan dari masing-masing leluhur tersebut secara bergantian menetap di Silalahi dan Paröpö. Nama-nama kampung di wilayah itu juga masih menunjukkan nama-nama para leluhur tersebut. Keturunan Si Lóh...

Radja Asah Udjung

Gambar
 "Radja Asah Udjung" Raja Ekuten dari Sidikalang Pakpak Keppas. Beliau sempat menampung  Tuan Padiradja  Girsang dan keluarga dirumahnya di Sidikalang. Tuan Padiradja adalah Raja Silimahuta Simalungun yang melarikan diri ke wilayah Dairi  dari revolusi sosial di Simalungun tahun 1946. Bahkan Radja Asah Udjung  menikah dengan wanita dari keluarga Raja Silimahuta itu. Sumber  FB Jan Edward Sipayung

Tuan Padiradja Girsang

Gambar
 "MENGENANG REVOLUSI SOCIAL  03 MARET 1946" TUAN PADIRADJA GIRSANG Raja Kerajaan silimakuta yg terakhir. beliau meninggal pada maret 1946 ketika revolusi sosial terjadi di wilayah Sumatera Timur. Kini namanya menjadi nama jalan propinsi yg menghubungkan kecamatan pamatang silimahuta dgn kecamatan silimakuta. Terdapat tujuh generasi raja yang memerintah Silimakuta. Oleh karenanya, Girsang, pendiri Kerajaan Silimakuta, diperkirakan hidup pada abad ke-18. Kerajaan Silimakuta ini didirikan oleh Datu Parulas dan mendirikan kampungnya Naga Saribu yang menjadi ibukota kerajaan Silimakuta. #SaveHasimalungunanta Sumber FB Jan edward sipayung

Rakoet Bessi Bataklanden

Gambar
 Sumber : Rakoet Bessi, Bataklandent Datum/Date: 1905 Bijzonderheden/Additional: Fotogravure uitgegeven door J.B. Obernetter, München Herkomst/Provenance: Onbekend Kererangan : Dari Bang Samson Girsang Rumah tersebut ada pengaruh Karo, dan memang menurut turi2an Orang Tua Kami, Arsiteknya juga Orang Kita Karo dan Nama Rumah adatnya jg Bukan Jabu Bolon tapi Rumah Baggal. Sementara Saya blm bisa menganalisa Rumah Baggal yg mana yg dlm Photo ini, karna kalo gk salah smpe pd thn 1990 aja masih ada sekitar 5 Rumah lg. 2 di Halaman Jawak, 1 di Rumah Uruk, 2 lg di Rumah Juluan. Dan trkhir Saya Pulang thn 2007 yg di Rumah Juluan tnggal 1. Krn yg satu lg namanya Rumah Rassang sdh di Robohkan krn sdh lama gk ada Pnghuninya.  Kontribusi : Dori Girsang

Jejak Urung Sipitu Huta

Gambar
--URUNG SIPITU HUTA TONGGING ( KERAJAAN TOBA)-- Urung Si Pitu Huta Tongging (keradjaan Toba), bersidang di Tongging. Pimpinan : Raja Urung Tongging.  -Pembantu-- a. Penghulu  Kesain Rumah Beringin kampung Pengambatan; b. Penghulu Turpuk Kampung Garingging; c. Penghulu Kesain Munthe Kampung Tongging.  Sumber Bacaan : Jan Edward Sipayung 1. Adatrechtbundels XXVIII Gayo- Alas -En Bataklanden tahun 1936 2. Foto "Istri Raja Pangambatan tahun 1890.

Jejak Tuan Nagori Marga Purba

Gambar
 "Si Buttu marga Purba "  Dia adalah saudara dari Tuan Nagori ( Daerah Haranggaol Simalungun). Dia menemani Joachim Freiheir Von Brenner yang mengunjungi daerah Nagori dan Purba Saribu pada bulan April 1887. Si Buttu adalah seorang pemuda yang tampan dengan rambutnya yang panjang , demikian Van Bonner menuliskannya dalam laporan perjalanannya. Sumber bacaan : " Besuch bei den Kannibalen Sumatras,1894" Jan Edward Sipayung