Sejarah Seribudolok
ππ¦π¨π¦π―π₯π’ ππͺ ππͺπ³π΄π’π―π¨ π π’π―π¨ ππ¦π―π¨π’ππ’π©π¬π’π― ππ¦π³πͺπ£πΆ ππΆπ΄πΆπ©
Pasukan Belanda Di Simpang Empat Saribudolog Sekitar 1948
Photo KITLV
Ada seorang Pemburu yang datang dari Tanah Pakpak yang mengejar seekor rusa yang berhasil disumpitnya. Pemburu hebat ini bernama Si Girsang bersama seekor anjingnya dan peralatan berburunya.
Dia berjalan ke arah Timur mengejar buruannya hingga sampai ke daerah Sipiso-piso. Sesampainya di sana Pemburu dan Anjingnya kehilangan jejak.
Dan Si Girsang melihat seekor kerbau berwarna putih dan dia segera tahu kalau dia berada dekat dengan pemukiman penduduk. Dia dan anjingnya pun mendaki Gunung Sipiso-piso sambil mengamati perkampungan yang ada dibawahnya. Sepanjang hari mereka tidak makan hingga lemas karena kelaparan dan kehausan. Si Girsang pun minum dari air yang menetes dari daun-daun pepohonan begitu juga anjingnya.
Tandoek Banoea / Tanduk Banuwa
Dia pun memberi makan anjingnya jamur yang berwarna merah yang ditemukannya disana. Tetapi ternyata jamur ini beracun laku dia mencoba memberikan jamur berwarna putih . Dan anjingnya kembali sembuh seperti biasa. Maka dia pun mengambil kedua jamur tersebut , yang merah dia gunakan untuk memoles panah dari sumpit yang dia miliki dan yang putih sebagai penawarnya.
Dari atas gunung itu dia melihat sebuah kampung besar bernama Naga Mariah. Kampung ini milik marga Sinaga. Lalu dia pun pergi dan sesampainya disana dia ditanya berasal dari mana. Lalu Si Girsang pun menjawab , " Saya Si Girsang dari marga Purba yang berasal dari Pakpak Lehu ( dekat Sidikalang). Saya tersesat di hutan saat berburu.
Lalu penduduk pun menyambutnya dengan ramah dan diizinkan tinggal di kampung itu. Pada saat itu terjadi perang antara Naga Mariah dan Siantar. Dimana pasukan dari Siantar sudah sampai dibawah Gunung Singgalang dan bermalam disana. Mereka minum telaga yang ada dibawah Gunung Singgalang yang sekarang ini diberi nama Paya Siantar.
"Bunuh semua Pasukan dari Siantar itu. Jika kau berhasil melakukannya sendirian. Aku akan menikahkan Putriku kepadamu", demikian perintah dari Tuan Naga Mariah kepada Si Girsang.
Si Girsang pun meminta Tuan Naga Mariah untuk memerintahkan penduduknya mengumpulkan duri dari bambu, jeruk, maupun dari rotan dan sejenisnya.
Lalu dia pun memasukkan jamur merah kedalam air dan memeraskannya ke segala duri yang telah tercampur dan menebarkannya disepanjang jalan yang akan dilalui musuh tersebut.
Kemudian diam diam menuangkan air perasan jamur merah tersebut ke sumber air Paya Siantar itu.
Saat musuh meminum air dari Paya Siantar , mereka pun mati keracunan. Ada sekitar seribu orang yang ditemukan mati keracunan . Lalu Si Girsang pun menemui Tuan Naga Mariah dan berkata,
Dolog Singgalang
" Nungnga mate marsinggalang Saribu di Dolog i.."
Sejak saat itu pula dinamakan gunung itu Dolog Singgalang dan wilayah itu disebut Saribu Dolog.
Lalu Si Girsang pun menikah dengan Putri dari Tuan Naga Mariah dan tinggal disana. Dan Si Girsang inilah yang menjadi leluhur dari para Raja -Raja Silimahuta dan masih memerintah sampai sekarang.
Komentar
Posting Komentar