Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Sejarah Marga Silalahi

Gambar
 Stamboon tahun 1908 jelas menuliskan marga Sihaloho menduduki posisi sebagai Boru[Berru ; Pakpak] di Pakpak Pegagan. Jika kita runut langsung di Daerah Pakpak Pegagan, marga Haloho menjadi Boru dari Marga Matanari Pakpak. Sinkron dengan pengakuan Marga Sihaloho yang mengatakan jika Loho Raja mempersunting kembali paribannya putri dari Marga Matanari.  Lebih jauh lagi ,Wkh Ypes tahun 1932 memaparkan adanya larangan perkawinan antara Pria dari marga Matanari dengan Wanita dari keturunan Silahisabungan [ Silalahi]  karena Silahisabungan dahulu menikah dengan putri marga matanari .

Silalahi Dan Paropo

Gambar
𝗞𝗲𝗮𝗱𝗮𝗮𝗻 𝗪𝗶𝗹𝗮𝘆𝗮𝗵 𝗦𝗶𝗹𝗮𝗹𝗮𝗵𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗮𝗿𝗼𝗽𝗼 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗟𝗮𝗽𝗼𝗿𝗮𝗻 𝗟. 𝘃𝗮𝗻 𝗩𝘂𝘂𝗿𝗲𝗻[ 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴  𝗟𝗲𝘁𝗻𝗮𝗻 𝗜𝗻𝗳𝗮𝗻𝘁𝗲𝗿𝗶 𝗛𝗶𝗻𝗱𝗶𝗮 𝗕𝗲𝗹𝗮𝗻𝗱𝗮 ]𝗧𝗮𝗵𝘂𝗻 𝟭𝟵𝟬𝟴 Seperti telah disebutkan dalam pendahuluan, Silalahi dan Paröpö adalah pemukiman yang didiami oleh pendatang dari Balige. Silalahi Saboengan adalah orang pertama yang menetap di sana. Ia menikah dengan seorang perempuan Pakpak dari Pegagan Pakpak bermarga Matanihari, bernama Si Pinggang, yang melahirkan tujuh orang anak laki-laki, yang kemudian menjadi leluhur dari marga-marga dan pemukiman di Silalahi dan Paröpö. Nama-nama mereka masih dapat ditemukan pada desa-desa yang mereka dirikan dan pada marga-marga yang berkuasa di sana. Dengan mencermati lebih dalam, tampak bahwa keturunan dari masing-masing leluhur tersebut secara bergantian menetap di Silalahi dan Paröpö. Nama-nama kampung di wilayah itu juga masih menunjukkan nama-nama para leluhur tersebut. Keturunan Si Lóh...