PEMBANGUNAN DESTINASI WISATA TONGGING GAGAL SEMENTARA



(Analisa / alex ginting) GAGAL: Pembangunan destinasi pariwisata internasional di Desa Tongging, Merek sementara gagal. 
Tongging, (Analisis). Pembangunan Tata Ruang (RTH) yang dilaksanakan di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo akhirnya (sementara) gagal.
Anggaran memutar Rp5 miliar sumber dari APBN 2018 tidak dapat dilaksanakan, akibat sebagian masyarakat (pengelola kios) menolak penggusuran dan memperbaiki pembangunan kios kuliner di bibir pantai.
Sebelum pembangunan destinasi, sosialisasi merupakan pertemuan dengan masyarakat Desa Tongging dilaksanakan. Kesepakatan pembangunan disetujui dan digubah dengan penandatanganan bersama. Namun, dalam proses pelaksanaan pembangunan, masyarakat mulai menolak diprovokasi oknum-oknum tertentu.
Hal itu diungkapkan Bupati Karo melalui Kepala Bappeda Karo, Nasib Sianturi dan Kadis PUPR Karo, Paten Purba.
Hal ini juga berkaitan dengan Kepala Desa Tongging, Jhonson Simarmata.
Pemerintah berusaha membangun ekonomi masyarakat Tongging melalui sektor pariwisata yang potensial di Desa Tongging yang terletak di bibir pantai lintasan jalan lingkar Danau Toba.
Desa Tongging dan Desa Kodon-kodon merupakan wilayah Kecamatan Merek, Karo berbatasan dengan Desa Paropo, Desa Silalahi Sabungan, Kecamatan Sumbul, Dairi melalui jalur lingkar Danau Toba, potensi pasar lintas sektoral.
Musala Selesai
 Kepala Bappeda, Nasib Sianturi dan Kadis PUPR, Paten Purba mengakui, pembangunan tujuan akhirnya gagal pembangunan sebagian besar terdiri dari kios kuliner dan toilet dan musala selesai dikerjakan. Lanjutan pembangunan tidak dapat melanjutkan pembangunan pemilik rumah makan di lokasi perencanaan bangunan tujuan di Tongging tidak bersedia membongkar bangunannya.
Padahal, komunitas sebelumnya. Dikembalikan, dana yang belum terpakai akhirnya kembali ke pusat.

“Kami sudah mulai kalah dari masyarakat Tongging. Dalam perencanaan, masyarakat itu mendukung. Tapi dalam pelaksanaan, ditolak dan akhirnya gagal, jelas Sianturi dan Purba.
Hal senada juga mengulas Kepala Desa Tongging, Jhonson Simarmata. Tonggak penolakan. Mengapa dari semula disetujui sementara di tengah-tengah pelaksanaannya ditolak.
“Lebih kecewa lagi kompilasi selama ini masyarakat Desa Tongging puas dan kecewa karena pembangunan ke Tongging disetujui kurang. Karena minimnya pembangunan selama ini Ke Tongging membuat banyak masyarakat berontak dan akan pindah dari Karo ke Kabupaten Simalungun atau ke Dairi.
Masyarakat Bertingkah
Tapi begitu anggaran cukup besar mencapai anggaran dialokasikan dari pusat ke Tongging, sebagian besar masyarakatnya bertingkah dan menentang pembangunan.
“Alasan saya mengatakan demikian, karena bangunan sebagian besar masyarakat yang semula tenda-tenda biru dan melampaui diam-diam bangunan permanen tidak disetujui dibongkar. Padahal, pembangunan itu untuk masyarakat luas dan umum untuk masyarakat Desa Tongging, ”katanya.
 Pembicaraan yang membantah terkait dengan pembungunan itu, mereka membantah. “Kami bukan menolak pembangunan di Tongging. Tapi pembangunan itu merugikan kami, ”kata mereka.
“Bagaimana kami berjualan dengan bangunan 4 x 4m. Lokasi parkir tidak ada.Kamar mandi hanya satu. Apa mungkin pembangunan seperti itu wajar disebut sebagai pembangunan destinasi. Tamu saya di sini, apa mesti jauh seratusan meter ke sana untuk buang air kecil saja, ”jelas pemilik konten memprotes. (alex)

Komentar

POPULER POST

SILSILAH GIRSANG

SILSILAH TOGA SIMAMORA BERBAGAI VERSI

PINAR SIMALUNGUN

Patuturan Dalam Ke Kerabatan Suku Simalungun

TAROMBO MARGA GIRSANG

GIRSANG Vs LUMBAN TORUAN HARIARA

SEJARAH LAHIRNYA MARGA TARIGAN

Umpasa Namarpariban

PESTA TUGU GIRSANG 2017

Radja Radja Simalungun