Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Pangambatan Dan Nagori

Gambar
               PANGAMBATAN DAN NAGORI                          3 -14 April 1887 Pagi-pagi sekali kami meninggalkan Kaban Djahe, kami berjalan menuju ke arah Barat desa ini. Kami naik ke perbukitan yang menyajikan pemandangan alam yang indah yang menyegarkan mata. Lalu kami bergerak sedikit ke arah selatan, didepan kami ada bekas medan perang karena dibeberapa titik kami menemukan banyak ranjau/jebakan jadi harus hati-hati dalam melangkahkan kaki. 

Jejak Tuan Padiradja Girsang

Gambar
                      Tuan Padiaradja Girsang  Tuan Padi Raja Girsang Adalah Raja kerajaan silimakuta yang terakhir. Beliau meninggal pada maret 1946 ketika revolusi sosial terjadi diwilayah Sumatera Timur. Kini nama nya menjadi nama jalan provinsi yang menghubungkan kecamatan silimahuta dengan kecematan silimakuta. Terdapat tujuh generasi raja yang memerintah silimakuta. Oleh karenanya, Girsang, pendiri kerajaan silimakuta diperkirakan hidup pada abad ke 18. Kerajaan silimakuta ini didirikan oleh Datu Parulas dan mendirikan kampung nya di Naga Saribu yang menjadi ibukota Kerajaan Silimakuta. Monument Tuan Padi Raja Girsang Terletak di Desa Tiga Raja Simpang Nagasaribu Kecamatan Pematang Silimahuta Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

Silahisabungan

Gambar
 SI LAHISABUNGAN "Dalam Laporan W. K. H. Ypes , Residen Tapanuli tahun 1921-1926" Dari Silalahi keturunan Silahisabungan menempati seluruh wilayah Silalahi , Paropo ( Peta Dairi diarsir nomor 8) , Tolping (  Peta wilayah Samosir nomor 14-e), Pagar Batu, Baruara, Lumban Gaol sampai wilayah Silombu , Lumban Holbung dan Dolok Saribu ( Peta wilayah Toba nomor 10d , 15,16, 42c, 41c dan 37c). Sigotom ( peta wilayah Silindung nomor 38)  Batu Batu dan Pasir Belo ( Wilayah Boven Singkil nomor 17 dan 19) dan menempati sebagian besar wilayah Lingga Raja , Pegagan Hilir dan Silimapungga-pungga ( peta Wilayah Dairi nomor 5,6 dan 11), Parbaba ( peta wilayah Samosir nmor 17) , Sitorang ( peta wilayah Toba nomor 26). Kemudian mereka juga ditemukan di wilayah Kepas, Siempat Nempu ( Peta Wilayah Dairi nomor 9 dan 10) Nagasaribu , Parsambilan Julu, Tutupan, Motung dan Sibisa ( peta wilayah Toba nomor 23,28,35 dan 47) Badiri, Sibuluan, Tukka ( peta wilayah Sibolga nomor 7 dan 5) Janji Angkola ,

Nagasaribu Silimakuta

Gambar
Ternak kerbau di nagasaribu silimakuta sekitar tahun 1905                   Sumber : KITLV                           Kampoeng Nagasariboe                       Kitlv 1883

Ssketsa Geritan Nagasaribu Silimakuta

Gambar
 Sketsa "geritan" di Nagasaribu, Silimakuta yang dilukis oleh G Meijer yang mengunjungi Nagasaribu pada tahun 1883. Menurut informasi, Geritan ini berisi tulang belulang pendiri kampung Nagasaribu. Sumber : Hagen, 1883

Jenis Atau Nama Kematian Masyarakat Simalungun

Gambar
Masyarakat  Simalungun  memiliki  jenis-jenis  tingkat  kematian,  yaitu  matei mardaroh,  matei  manorus,  matei  dakdanak,  matei  marlajar  garama/anak  boru, matei  garama/anak  boru,  matei  matua/matei  matalpok,  matei  sari  matua,  matei sayur  matua,  matei  layur  matua.

Kisah Orang Toba Mendapat Sawah Di Siantar

Gambar
𝐃𝐀𝐑𝐈 𝐇𝐀𝐋 𝐎𝐑𝐀𝐍𝐆 𝐓𝐎𝐁𝐀 𝐌𝐄𝐍𝐃𝐀𝐏𝐀𝐓 𝐒𝐀𝐖𝐀𝐇 𝐃𝐈 𝐒𝐈𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑. Dengan banjak hormat dan beriboe riboe ampoen, saja Andreas Hoofd der Tobaneezen, ija itoe kepala daripada segala orang Toba jang tinggal di negeri Simeloengoen, maaloemkan kepada segala Toean-toean dan Radja-radja dan kepada sekalian orang kebanjakan pendoedoek Tanah Batak Toba Residentie Tapanoeli Soematra Ostkust ijaitoe ketoeroenan daripada Toean Sorimaharadja gelar Ompoe Radja Batak sebagai jang dimoehoenkan di bawah ini. Bahwa ditanah Simeloengoen, ijaitoe Residentie Ooskust van Soematra, amat lebar tanahnja jang kosong, jang tida dikerdjai oleh anak negri disana, melainkan tinggal sadja hoetan toea dan alangalang jang tida membri kahasilan apa-apa maskipoen itoe tanah amat bagoes sekali dan ajernjapoen banjak djoega, jang boleh diambil mendjadikan sawah. Segala tanam-tanaman jang bisa ditanam disana, semoeanja mendjadi dan lekas dapat boeah jang baek. Sesoedah Gouvernement menetapkan tempat waki

Dolok Singgalang

Gambar
  1908-1930: 'Seriboe Dolok' on Karo Plateau, 'Seriboe Dolok' at 'Singgalan' - Postcard. HQ

Huta TinggirTongging

Gambar
  1870: View over Lake Toba from rice fields, near Tongging (Huta Tinggir), in the Karo plateau 1 Nederlands: Foto. Een Karo Batak huis in een langs het Tobameer gelegen dorp op de Tongging  Karo-hoogvlakteca. 1870 K. Feilberg (Fotograaf/photographer).

Rakoet Besi Tempo Doeloe

Gambar
  1917: Karo village 'Rakoet Besi', left in front the 'Lesoeng'. Kampung Rakut Besi di Masa Kolonial yang sekarang masuk ke Kecamatan Silima Kuta (Kabupaten Simalungun).

Sejarah Seribudolok

Gambar
𝘓𝘦𝘨𝘦𝘯𝘥𝘢 𝘚𝘪 𝘎𝘪𝘳𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘔𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘚𝘦𝘳𝘪𝘣𝘶 𝘔𝘶𝘴𝘶𝘩    Pasukan Belanda Di Simpang Empat                       Saribudolog Sekitar 1948                          Photo KITLV Ada seorang Pemburu yang datang dari Tanah Pakpak yang mengejar seekor rusa yang berhasil disumpitnya.  Pemburu hebat ini bernama Si Girsang bersama seekor anjingnya dan peralatan berburunya. Dia berjalan ke arah Timur mengejar buruannya hingga sampai ke daerah Sipiso-piso. Sesampainya di sana Pemburu dan Anjingnya kehilangan jejak.  Dan Si Girsang melihat seekor kerbau berwarna putih dan dia segera tahu kalau dia berada dekat dengan pemukiman penduduk.  Dia dan anjingnya pun mendaki Gunung Sipiso-piso sambil mengamati perkampungan yang ada dibawahnya. Sepanjang hari mereka tidak makan hingga lemas karena kelaparan dan kehausan.  Si Girsang pun minum dari air yang menetes dari daun-daun pepohonan begitu juga anjingnya.         Tandoek  Banoea / Tanduk Banuwa Dia pun memberi maka

Kisah Huta Silalahi Dan Huta Paropo Dalam Catatan L Van Vuuren

Gambar
SILALAHI DAN PAROPO Dalam Catatan L Van Vuuren Tahun 1910" Seperti yang dipaparkan dibagian awal, Silalahi dan Paropo adalah wilayah yang ditempati oleh pendatang dari Balige. Silahi Sabungan adalah orang pertama yang bermukim disana. Beliau menikah dengan wanita Pakpak Pegagan dari marga Matanihari bernama Si Pinggan yang memberinya tujuh putra. Mereka merupakan nenek moyang marga dan penduduk di Silalahi dan Paropo . Nama-nama mereka dapat ditemukan sebagai nama desa dan marga yang ada disana. Dari hasil pengamatan saya dari setiap nama leluhur dan marga yang ada jelas jika mereka sudah lama menetap turun-temurun di Silalahi dan Paropo . Nama -nama kampung disana dinamai menurut nama leluhur mereka seperti keturunan si Loho tinggal di kampung Si Haloho, si Tukir di kampung Situkir dan seterusnya. Terlepas dari hubungan kekerabatan itu, didaerah Utara pesisir Danau sering terjadi perselisihan terutama antara Tuan Purba yang melawan Tuan Nagori . Hal ini juga menyebabkan perpecaha

Kerajaan Silimakuta Dalam Laporan J Tideman

Gambar
Tanduk Banuwa  RAJA di daerah ini adalah keturunan seorang pemburu yang berasal dan Tanah Pakpak yang mengejar seekor rusa (bukan burung) ke mimar yang ditembaknya di Lehu (Sidikalang) Dia bernama Si Girsang. Rusa itu dikejar oleh anjingnya sampai ke Tanduk Banuwa (Sipiso-piso). Di sini mereka kehilangan jejak, namun Si Girsang menjumpai seekor kerbau putih (horbo jagat) sehingga dia men- duga sedang berada di suatu perkampungan. Kemudian untuk bisa melihat daerah itu dan bisa menegaskan dugaan itu, maka dia bersama anjingnya mendaki Tanduk Banuwa, tetapi karena se panjang hari mereka tidak makan dan minum, mereka lapar dan haus, sehingga Si Girsang duduk di bawah pohon dan meminum beberapa tetes embun yang jatuh dari daun dan kembali bangkit Anjing berjalan dengan lidah menjulur dan Si Girsang yang akan membantu hewan ini memetik cendawan merah dan memberikan kepadanya untuk dimakan, tetapi terbukti bahwa buah itu beracun Setelah dia memberikan cendawan putih maka hewan itu kembali ku

Kisah Nagasaribu Silimahuta Kerajaan Girsang

Gambar
DARI NAGASARIBU KE SILIMAHUTA Sejarah yang termajinalkan Nagasaribu lebih terkenal dulunya dibanding Silimakuta. yang jelas dalam Legenda Girsang seperti juga Purba (Pakpak) tidak mendapatkan tanah itu didapat dari Nagur atau direbut dari Dolok atau Silou. Dalam legenda lama Girsang mendapatkannya dari Tuan Marga Sinaga, menyiratkan ada tanah Sinaga di Simalungun atas diluar dari Sipolin. Ada juga cerita Girsang mengenang Tulangnya di Girsang yang menyelamatkannya versi Girsang Lumbantoruan. Kini penulisan sejarawan Milenium menulis semua serba dari Nagur, meski Nagur itu malah sesuatu yang tidak jelas sama sekali hingga kini, tapi begitulah gaya sejarawan dalam merekontruksi sejarah, tapi konyolnya sejarah dibuat sebagai legitimisa kepemilikan.

Nagasaribu Silimakuta Dalam Catatan Dr. B Hagen

Gambar
 "Nagasaribu Silimakuta dalam Catatan Dr. B Hagen  Desember 1883" Dr B Hagen adalah seorang Pengelana dan Antropolog dari Jerman. Dia melakukan kunjungan ke pesisir Danau Toba di bulan Desember 1883. Dia didampingi oleh beberapa porter (tukang angkut barang) orang Melayu dan Batak. Sebelum berangkat dia bertemu dengan Raja Nagasaribu  sebutan untuk Tuan Nagasaribu, karena pada masa itu Kerajaan Silimakuta belum dimekarkan dari Kerajaan Dolog Silou. Mereka telah kenal lama karena Raja Nagasaribu sering ke Deli ( nama wilayah Medan pada masa itu) untuk membeli garam dan opium yang kemudian dipasarkan lagi oleh Raja ini di Tiga Raja.  Tiga Raja adalah nama tempat pasar didaerah Batak Timur yang didatangi oleh para pembeli dari pesisir Danau Toba dan Tanah Karo .

Tongging Pusat Penjualan Budak Tempo Dulu

Gambar
Selain dirompak pada malam hari, banyak juga orang-perempuan atau laki-laki, yang muda maupun yang sudah dewasa - yang disergap di tengah jalan, dan seterusnya diperdagangkan selaku budak. Menurut yang langsung dilihat oleh Von Brenner, salah satu tempat yang lumrah dipakai menjadi tempat pool pengumpulan orang-orang yang tertawan itu, untuk seterusnya dibawa ke tempat jual beli ialah Tongging, satu desa di tepi Danau Toba bagian Utara. Desa ini terletak pada suatu teluk tak jauh dari air terjun yang sangat indah di sana. Oleh Belanda, Tongging kemudian dimasukkan dalam wilayah Karo, sekalipun penduduknya berbahasa logat campuran antara Samosir, Simalungun dan Karo. Pilihan Tongging menjadi tempat pool pengumpulan dapat dipahami, karena letaknya yang agak tersendiri dan di tepi suatu teluk yang diantarai oleh Semenanjung Sipalangit dan Bagei serta oleh Gunung Sipiso-piso dari Haranggaol. Tetapi faktor lain ialah faktor geografis dan ekonomis. Para budak itu biasanya diperjual- belikan