KENANGAN LANDMARK TONGGING

ANAK TONGGING BANGUN LANDMARK

Tongging merupakan kawasan Danau Toba yang terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Dengan keindahan panoramanya, Tongging juga terkenal karena bukitnya yang hijau dan juga air terjun Sipiso – piso yang mendunia.
Namun, sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW), perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk desa dan danaunya selama ini dikenal cukup minim.
Oleh karena itu, dalam rangka marsipature hutanabe (membenahi kampung halaman), putra – putri Tongging di perantauan yang tergabung dalam ‘Yayasan Tongging Danau Toba’, sepakat untuk membangun dan membenahi kembali desa mereka.
Hal ini ditunjukkan dengan pembangunan Landmark Letter Sign ‘TONGGING’ di tepi pantai (danau) desa dan sama sekali tidak mendapat bantuan dari Pemkab Karo. Landmark ini diresmikan oleh Bupati Karo, Terkelin Brahmana SH, Sabtu (5/8/2017).
Acara yang dikemas dengan menampilkan tarian tradisional Puak Batak yakni Karo, Toba dan Simalungun yang dibawakan wanita lansia, siswa – siswi SMP Swasta Karya Tongging dan pelajar SD dan TK. Dengan senang hati, mereka menampilkan tarian yang nyaris punah tersebut.
Diawali dengan ‘tortor panomunomuon’ dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, warga Tongging memadati kawasan pantai dan landmark yang sudah selesai dibangun.
Ketua Yayasan Tongging Danau Toba, Firma Munthe dalam sambutannya dihadapan warga tanah kelahirannya mengatakan, sudah seharusnya desa mereka menjadi destinasi wisata terpadu. Sebab, kata dia, dunia sudah mengakui keindahan dan pesona Danau Toba di Tongging.
“Selain danau, ada dua bukit yang mengapit Tongging yakni bukit Sipiso – piso dan Sibuaton serta air terjun yang fenomenal. Pembangunan landmark ini sebagai kecintaan anak rantau terhadap kampung halaman. Walau keluarga sudah membawa saya pindah ke ibukota, namun ini adalah tanah kelahiran saya,” jelas Firma.
Menurutnya, ini merupakan kali pertama anak rantau melalui Yayasan Tongging mendirikan bangunan untuk keindahan pantai mereka. “Mari kita jaga dan kita rawat. Ini akan diserahkan ke Pemkab Karo menjadi aset desa. Ini tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.
Ia juga mengajak khususnya kepada warga Desa Tongging untuk menerapkan sadar wisata serta ramah agar wisatawan nyaman, aman dan tidak jera untuk berkunjung ke Tongging.
Sementara, Pembina Yayasan Tongging Danau Toba, Dr. Dachmer Munthe SH MH yang juga putra asal Tongging menyampaikan, pembangunan ini merupakan komitmen mereka sebagai bagian untuk membangun tanah leluhur. “Ini panggilan jiwa sebagai kewajiban moril kami,” tutur Dachmer.
Menurut Staf Ahli Kejagung RI ini, tujuan pembangunan landmark ini sebagai daya tarik wisata agar kawasan ini lebih dikenal dan dapat bersaing dengan kawasan wisata lainnya. “Infrastruktur, dermaga dan kebersihannya harus terus diperhatikan,” pintanya.
Lebih jauh disampaikan, kawasan Tongging masuk dalam otorita pengembangan Danau Toba. Ia berharap agar warga mendukung program pemerintah untuk memajukan dan mengelola daerah. “Mari menerapkan budaya sadar wisata,” tutupnya.
Berdasarkan amatan SUMUT BERITA, landmark Tongging diresmikan oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana SH. Landmark ini diserahkan secara simbolis oleh Yayasan Tongging kepada pemerintah desa. Selanjutnya digelar pengguntingan pita, penandatanganan prasasti dan gunting tirai oleh Bupati Karo.






























SEMUA TINGGAL KENANGAN

esa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo diterjang banjir bandang, Kamis (16/11/2017) malam. Peristiwa ini diduga akibat maraknya aksi perambahan hutan di kawasan Bukit Sibuatan disertai tingginya intensitas curah hujan dalam waktu sepekan belakangan.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh SUMUT BERITA dari Kepala Desa Tongging Jhonson Simarmata, Jumat (17/11/2017) menyebutkan, peristiwa ini terjadi tengah malam saat menjelang pergantian hari. Padahal, kata dia, malam itu di desa mereka tidak diguyur hujan.
“Malam itu warga kita mendengar suara gemuruh dari sekitar hulu sungai terusan dari air terjun Sipiso-piso. Tak lama kemudian, tiba-tiba air bercampur material bebatuan serta kayu-kayu berukuran kecil sisa perambahan hutan menerjang desa ini,” jelas Jhonson.
Menurutnya, kejadian itu mengakibatkan sebanyak 21 unit rumah warga terendam banjir. Tak hanya itu, Landmark Letter Sign“TONGGING” yang baru dibangun dan diresmikan pada bulan Agustus lalu, turut menghilang usai disapu banjir bandang tersebut.

SEMOGA PEMERINTAH KABUPATEN SEGERA MEMBUAT LANDMARK YANG BARU

Komentar

POPULER POST

SILSILAH GIRSANG

SILSILAH TOGA SIMAMORA BERBAGAI VERSI

PINAR SIMALUNGUN

Patuturan Dalam Ke Kerabatan Suku Simalungun

TAROMBO MARGA GIRSANG

GIRSANG Vs LUMBAN TORUAN HARIARA

SEJARAH LAHIRNYA MARGA TARIGAN

Umpasa Namarpariban

PESTA TUGU GIRSANG 2017

Radja Radja Simalungun