Catatan Sejarah Raja Urung Tongging


Kampung di Tongging
Beschrijving/Description: Batakwoning te Tongging Collectie: KITLV
Maker/Artist: Feilberg, K.
Datum/Date:1870

Kampong Tongging Dalam Catatan  Sejarah Pemerintahan Dairi (Pakpak) Pada Masa  Penjajahan Belanda   Ternyata Tongging Dimasukkan  Sebagai Suak/Aur Pegagan
Sebagai Cikal bakal penyebutan Sitoluhuta (Silalahi, Paropo, Tongging) 

Menurut berbagai literatur sejarah bahwa wilayah Dairi sangat luas dan pernah jaya dimasa lalu. Sesuai dengan Struktur Organisasi Pemerintahan tersebut di atas, maka wilayah Dairi dibagi atas 5 (lima) wilayah (suak/aur) yaitu :

  1. Suak/Aur SIMSIM, meliputi wilayah : Salak, Kerajaan, Siempat Rube, Sitellu Tali Urang Jehe, Sitellu Tali Urang Julu dan Manik.
  2. Suak/Aur PEGAGAN dan Kampung Karo, meliputi wilayah : Silalahi, Paropo, Tongging, Pegagan Jehe dan Tanah Pinem.
  3. Suak/Aur KEPPAS, meliputi wilayah : Sitellu Nempu, Silima Pungga-Pungga, Lae Luhung dan Parbuluan.
  4. Suak/Aur BOANG, meliputi wilayah : Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Belenggen, Gelombang Runding dan Singkil (saat ini Wilayah Aceh)
  5. Suak/Aur KLASEN, meliputi wilayah : Sienem koden, Manduamas dan Barus

                     Rumah Adat Dairi Silalahi Nabolak


Pada masa perjuangan melawan penjajahan Belanda, sejarah mencatat bahwa Raja Sisisngamangaraja XII semasa hidupnya cukup lama berjuang di Daerah Dairi, karena wilayah Bakkara dan wilayah Toba pada umumnya telah dibakar habis dan dikuasai oleh Belanda. Kondisi tersebut tidak memungkinkan lagi untuk bertahan dan meneruskan perjuangannya, sehingga beliau hijrah ke Dairi, beliau wafat pada tanggal 17 Juni 1907 di Ambalo Sienem Koden yang ditembak atas perintah komandan Batalion Marsuse Belanda, Kapten Cristofel.

Pada masa penjajahan Belanda yang terkenal dengan politik Devide Et Impera, maka nilai-nilai, pola dan struktur Pemerintahan di Dairi mengalami perubahan yang sangat cepat dengan mengacu pada system dan pembagian wilayah Kerajaan Belanda, maka Dairi saat ini ditetapkan pada suatu Onder Afdeling yang dipimpin seorang Cotroleur berkebangsaan Belanda dan dibantu oleh seorang Demang dari penduduk Pribumi/Bumi Putra. Kedua pejabat tersebut dinamai Controleur Der Dairi Landen dan Demang Der Dairi Landen.

Pemerintah Dairi landen adalah sebagian dari wilayah Pemerintahan Afdeling Batak Landen yang dipimpin Asisten Residen Batak Landen yang berpusat di Tarutung. Sistem ini berlaku sejak dimulainya perjuangan pahlawan Raja Sisingamangaraja XII dan berlaku juga sampai penyerahan Belanda atas penduduk Nippon (Jepang) pada tahun 1942.

Selama penjajahan Belanda inilah Daerah Dairi mengalami sangat banyak penyusutan wilayah, karena politik penjajahan kolonial Belanda yang membatasi serta menutup hubungan dengan wilayah-wilayah Dairi lainnya yaitu :

  1. Tongging, menjadi wilayah Tanah Karo;
  2. Manduamas dan Barus, menjadi wilayah Tapanuli Tengah;
  3. Sienem Koden (Parlilitan), menjadi wilayah Tapanuli Utara;
  4. Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Gelombang, Runding dan Singkil menjadi wilayah Aceh.

                       Rumah Adat Desa Paropo Dairi


Setelah kolonial Belanda menguasai Daerah Dairi, maka untuk kelancaran Pemerintahan Hindia Belanda membagi Onder Afdeling Dairi menjadi 3 (tiga) Onder Districk, yaitu :
1. Onder Districk Van Pakpak, meliputi 7 kenegerian yakni :
1.1. Kenegerian Sitellu Nempu;
1.2. Kenegerian Siempat Nempu Hulu;
1.3. Kenegerian Siempat Nempu;
1.4. Kenegerian Silima Pungga-Pungga;
1.5. Kenegerian Pegagan Hulu;
1.6. Kenegerian Parbuluan;
1.7. Kenegerian Silalahi Paropo

Demikian Sedikit kisah Dari sebuah Negeri Tongging


Setelah Belanda dapat menguasai daerah Sumatera Timur melalui perjanjian dengan raja-raja yang berbentuk kontrak yang disebut dengan Lange Verklaring (Perjanjian Panjang) dan Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) maka pada tanggal 1 Maret 1887 Belanda membentuk daerah Sumatera Timur menjadi daerah Kresidenan yang sebelumnya termasuk daerah Kresidenan Sumatera Timur yang berkedudukan di Bengkalis (Riau). Kresidenan Sumatera Timur dipimpin oleh Seorang Residen bangsa Belanda, berpusat di Medan yang terdiri atas 4 daerah afdeling yaitu: Afdeling Deli dan Serdang, Afdeling Simalungun dan Karo Landen, Afdeling Langkat, dan Afdeling Asahan.


Radja Manok dan beberapa orang suku Batak Karo Tongging Deskripsi : Foto ini diambil diperkirakan pada tahun 1867-1870 dan salah satu yang duduk diatas batu merupakan seseorang yang disebut  Raja Manok  Sumber KITLV Image Colour by Internet

Selanjutnya wilayah administrasi afdeling Simalungun dan Karo Landen dibagi lagi menjadi Onderafdeling, yaitu Onderafdeling Simalungun dan Onderafdeling Karo Landen. Masing-masing dari onderafdeling itu dipimpin oleh Controleur (Pengawas) orang Belanda berkedudukan di Pematang Siantar dan Kabanjahe.


Tiga Tongging (Pekan Tongging) Tahun 1920-1935 Kitlv

Berdasarkan sejarah perkembangannya, sebelum adanya kerajaan-kerajaan di Tanah Karo, masyarakatnya hanya terdiri dari bangsa tanah yang menumpang dan datang dari luar. Pada waktu itu pimpinan diangkat dari marga tanah dibantu oleh senina dan anak berunya yang lama kelamaan medirikan suatu kesain dan pimpinannya tetap berasal dari keluarga bangsa tanah itu. Beberapa kesain tersebut mengadakan perserikatan yang disebut urung dengan pimpinannya yang disebut Bapa Urung. Dengan terbentuknya kepemimpinan dalam satu urung maka semakin menonjollah keinginan berkuasa untuk menjaga prestise sehingga akhirnya terjadi perselisihan antara urung yang satu dengan urung yang lain.

Kampung Tongging dekat ke Danaau Toba
Beschrijving/Description: Kampong Tongging met in de verte het Toba-meer
Collectie: KITLV
Maker/Artist: Feilberg, K.
Datum/Date: 1870

Sistem pemerintahan tertua yang dijumpai di wilayah Karo adalah Penghulu, yang menjalankan pemerintahan di Kampung (Kuta) menurut adat. Terbentuknya suatu Kuta harus memenuhi persyaratan adat antara lain: ada Merga pendiri (Merga taneh/simantek Kuta), ada Senina Simantek Kuta, ada Anak Beru simantek Kuta (Anak Beru Taneh) serta ada Kalimbubu Simantek Kuta (Kalimbubu Taneh).



Pada masa penjajahan Belanda mulai tahun 1906, sistem pemerintahan di wilayah Kabupaten Karo pada dasarnya ialah: Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh Controleur pimpinan pemerintahan selalu ditangan bangsa Belanda.
Landschaap, yaitu pemerintahan Bumi Putra. Pemerintahan (Landschaap) ini dibentuk berdasarkan perjanjian pendek dengan pemerintahan Onderafdeling. Berdasarkan perjanjian pendek (Korte Verklaring) tahun 1907, maka di Tanah Karo terdapat 5 (lima) Landschaap yang dikepalai oleh SIBAYAK yang membawahi beberapa URUNG yang dikepalai oleh RAJA URUNG yaitu:


landschaap Tongging KITLV

1. Landschaap Lingga, membawahi 6 (enam) urung:
-Sepuluh Dua Kuta di Kabanjahe
-Telu Kuta di Lingga
-Tigapancur di Tigapancur
-Empat Teran di Naman
-Lima Senina di Batu Karang, dan
-Tiganderket di Tiganderket

2. Landschaap Kutabuluh, membawahi 2 (dua) urung:
- Namo Haji di Kutabuluh, dan
- Liang Melas di Samperaya

3. Landschaap Sarinembah, membawahi 4 (empat) urung:
- Sepuluhpitu Kuta di Sarinembah
- Perbesi di Perbesi
- Juhar di Juhar, dan
- Kuta Bangun di Kuta Bangun

4. Landschaap Suka, membawahi 4 (empat) urung:
- Suka di Suka
- Sukapiring/Seberaya di Seberaya
- Ajinembah di Ajinembah, dan
- Tongging di Tongging

5. Landschaap Barusjahe, membawahi 2 (dua) urung:
- Sipitu Kuta di Barusjahe, dan
- Sinaman Kuta di Sukanalu


      Kuta Tongging Tahun 1920 - 1935 Kitlv

RAJA URUNG TONGGING

Desa Tongging ( Urung Tongging ) termasuk dalam Landscap Kerajaan Suka (Soeka) Tanah Karo yang terletak di Perbatasan Tanah Simalungun dan Tanah Pakpak Dairi Sebelum 1906  Pernah Dibawah Pemerintahan Kerajaan Dologsilau  Bersama sama Dengan Kerajaan Silimakoeta Ketika Masa Kerajaan Simalungun Masih 4 Kerajaan (Raja Maropat) 
Menurut Berbagai Literatur dan Artikel Perjalanan Sejarah Bangso Batak Marga Munthe Adalah Salah Satu Marga Simantek Kuta /Sipukka Huta /Pendiri Kampung Kuta Tongging Ini .
Tidak Jelas Diketahui Sebelum Marga Munthe Datang Dari Negeri Teba atau Negeri Tamba ( Samosir) Ke Negeri Tongging  Marga Apa yang Mereka Jumpai dan yang  Sudah Menguasai Daerah Kuta Tongging 
Dari berbagai Cerita Para leluhur Orang Tongging daerah Tongging ini Sangat
Terkenal dan Cukup Strategis boleh dibilang Primadona Diseantero Tao Toba Terbukti dari Jaman dahulu Sampai pada Jaman penjajahan Hingga Jaman kemerdekaan daerah ini Sangat Menarik Untuk diperebutkan Sesuai dengan Keterangan Artikel yg Saya Buat diatas Tulisan ini bahwa Tongging pernah Masuk wilayah Pakpak Dairi dan Harajaon Mar Oppat Simalungun 
Tidak Ada data Atau Cerita Rakyat yang Menerangkan Sejak Tahun Berapa dan Kapan Tepatnya Kelompok Marga Parna ini (Munthe - Simanihuruk - Sijabat) Menginjakkan Kaki  di Tanah Tongging ( Tengging - Tongking ) 
Kalau kita mau Menelusuri Hal ini boleh di hitung dari Berapa keturunan Mereka sudah ada di kampung Tongging Ini hingga Sekarang  Melalui Peninggalan Situs Situs dan Artefak yang  Masih ada di Desa Tongging



Orang Orang Tongging Sesuai keterangan Gambar dari KITLV lokasi nya berada di Sianjae/Sianjulu Desa Tongging


Situs Tugu Oppu Munthe Sianjae
Lokasi Dolok Simarnabolon Tongging


               Situs Permandian Aek Ni Oppu                      Munthe Sianjae/Sianjulu Lokasi                           Gotting Desa Tongging


         Situs Sejarah atau Tugu / Monument       Oppu Munthe Sianjae

Marga Munthe (Sianjae,Sianjulu,Siantonga) adalah Haha ni Uhum Dari Munthe ( Huta Tinggir, Maria Tongging, Tapian Nagodang. Pengambatan. Bandar Tongging ) 
Mereka Adalah Keturunan Raja Naiambaton dari Anak nya yang Bernama Munthe Tua yang datang Dari Negeri Toba (Teba/Tamba) yg Sekarang Disebut Pulau Samosir atau Kabupaten Samosir
Menurut  Sejarah Puak Dolok Sanggul Munthe Tua memiliki tiga orang anak, yaitu Ompu Sangap Di Langit, Pariuk Binu Durian, dan Baruang Sodoppahon. Kemudian, Baruang Sodoppahon memiliki anak bernama Ompu Jelak Maribur atau Jolak Maribu, yang memiliki anak bernama Si Udan Potir. Adapun menurut sejarah dari Puak Simalungun dan Puak Toba, Munthe Tua memiliki dua orang anak bernama Ompu Jelak Karo dan Ompu Jelak Maribur dan Munthe Tongging ini lah Salah Satu Keturunan dari Oppung Jelak Karo tepat nya Penulis tidak tau Kalau kita mau tau lebih dalam kita harus Tanya kepada Sang Pemilik Marga tersebut karena Artikel ini bukan membahas Silsilah Namun hanya Menulis dan Mencatat Pengetahuan yang ada dan Sejarah Raja Urung Tongging yang berkaitan dengan Marga Munthe
Mereka Datang Bersama Dgn  Sanina (Dongan Tubu) nya Dari keturunan Op.Raja Sitempang  yaitu Marga Sijabat dan Marga Simanihuruk Kemudian dengan Marga Simarmata Keturunan dari  Saragi Tua Pinomparni Oppung Tuan Binur Kelompok Marga ini adalah Keturunan Dari  Op. Raja Naiambaton Jika di kelompokkan Sesuai dengan kelompok  Marga Asal dan kedatangan  Mereka Sebagai Satu Keturunan akan Terbagi Seperti di Keterangan di bawah ini :
1. Munthe ( Sianjulu - Sianjae - Siantonga) 
2. Munthe ( Huta Tinggir - Pangambatan          Nagori Tongging - Tapian Nagodang -            Maria Tongging - Bandar Tongging )              Mereka ini Keturunan Munthe Tua
3. Simanihuruk - Sijabat ( Raja Sitempang) 
4. Simarmata ( Saragi Tua ) 
Terkait dengan Kedatangan Marga Marga diatas ke Tanah Tongging  Tidak jelas Penulis Ketahui Hingga Sudah pernah saya tanyakan Sendiri di Kampung ini Apakah Mereka Datang bersama sama atau Dengan Waktu yang berbeda beda. 
Akhirnya Kelompok Marga Marga ini Membuat Tata cara Paradaton yang Mereka buat dengan  Kesepakatan Bersama Untuk Bersama sama Memutuskan Mana yang terbaik untuk Masyarakat Adat nya Dengan Istilah Raja Turpuk yg Bertugas Sebagai pengawas Kampung dari Segi Adat ( Raja Bius ) Raja ijolo ( Raja Panukkunon) Semua terkait pengelolaan Kawasan harus Seijin Dari Semua Turpuk yang ada  di Urung Tongging ini Hingga Sampai Saat ini Hal ini masih berlaku di Desa Tongging Adapun Raja Turpuk  (Silima Turpuk) Hingga  saat ini yang Masih Tertata dengan Baik Adalah Sebagai Berikut

1. Turpuk Sianjulu
2. Turpuk Sianjae
3. Turpuk Simanihuruk - Sijabat
4. Turpuk Simarmata
5. Turpuk Silima ompu (Boru Huta)

Kalau Salah koreksi Di kolom Komentar ya para Netijen biar Semakin lengkap Artikel ini Masih banyak Turpuk Turpuk Marga yg ada di Urung Tongging ini Tapi dengan Lima Turpuk ini Semua Sudah Terwakili

Turpuk Silima Ompu Adalah Boru Huta (Anak Beru/Anak Boru ) Dari 4 Turpuk yang Ada Di Urung Tongging ini Mereka Adalah Pomparan Op. Raja Silalahi Sabungan Diantaranya
1. Situngkir -  Sipangkar
2. Sihaloho
3. Sidebang
4. Sidabariba
5. Pintu Batu
Dan Setiap keturunan Op Raja Silalahi Sabungan lain nya yang Akan Melaksanakan Pesta Adat Ke Kuta Tongging atau yang Ingin Tinggal di Kuta Tongging Mereka Akan Otomatis Masuk kedalam Ruang Lingkup Turpuk Silima Ompu. 

Ke Empat Turpuk Ini  Memberikan  Bagian Hal Tanah Ulayat kepada Anak Boru/ Beru nya Masing Masing Sebagai Pemilik Tanah Turpuk Di desa Tongging. 
Kemudian Keturunan Raja Sitempang
Marga Manihuruk Tinggal Di Lumban Hasahatan Dan Marga Sijabat Tinggal Di Lumban Sijabat Demikian pula dengan keturunan Saragi Tua Marga Simarmata yang Tinggal di Lumban Simarmata Dan Mereka Mempunyai Tanah Ulayat yang saling berbatasan dan berdekatan di Desa Tongging Sebagai Dongan Tubu atau Sanina/Senina Dari Marga Munthe Sebagai Penguasa Tanah Tongging Pada Masa itu

                    
              TUGU Op. Raja Bangun Munthe

          
             Tugu Op Raja Bangun Munthe                             Op. Br Sinabutar/Br Barus


Situs Sejarah Desa Tongging Tugu Atau Monument
Op. Raja Bangun Munthe Terletak di Huta Tinggir Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo Sumatera Utara



Sebagai Bukti Marga Munthe  SipukkaHuta  atau Simantek Kuta Di wilayah Tongging  Mereka Mendirikan Tugu Pomparan ni Op. Raja Bangun Munthe Berikut Keturunan Op Raja Bangun Munthe ada 5 yaitu :
1. Huta Tinggir
2. Pangambatan Nagori Tongging
3. Tapian na Godang
4. Maria Tongging
5. Bandar Tongging

Melihat Kisah Cerita di  berbagai Artikel yang ada di Internet dan Menurut Penuturan Para Tetua Marga Munthe di Tongging Serta Keterangan Gambar Artikel diatas yang di buat oleh Marga Munthe yang bersangkutan berarti Tidak Semua Marga Munthe yang ada Di huta Tongging  Masuk Dalam Silsilah  Tugu Opung Raja Bangun Munthe yang ada di Tongging  dengan Kata lain Marga Munthe yang ada di Tongging Belum Mempunyai Satu Silsilah yang Lengkap sebagai Acuan  Keturunan MUNTHE Tongging. 
Pembagian Marga MUNTHE  ( Sianjulu Sianjae dan Siantonga ) adalah Sebagai Marga awal /Induk 
Keturunan Dan Silsilah Op.Raja Bangun Munthe /Op .Br Sinabutar / Op. Br Barus ) Adalah :
1. Op.Nibisa Munthe (Huta Tinggir) 
2. Op. Raja Ngaru Munthe
    (Pangambatan Nagori Tongging ) 
3. Op. Songal Munthe (Tapian                         Nagodang) 
4. Op. Lambar Munthe (Maria                         Tongging) 
5. Op. Raja Sait Munthe ( Bandar                     Tongging) 

kisah lain dari Tanah Tongging Menurut berbagai Literatur sejarah  Tanah Tongging adalah Pemberian Pinompar ni Op. Raja Silalahi Sabungan  Butar Raja kepada Marga Munthe Sebagai Panjaean (Anak beru Taneh) . 
Demikian Pula Tanah Silalahi Nabolak yang di kuasai Op. Raja Silalahi Sabungan Adalah Pemberian Dari Raja Pakpak Raja Parultep Marga Padang Batang Hari Sebagai Anak Beru Taneh


Dolog Tandoek Banoea (Tanduk Banua) 

Kisah Marga Girsang (Tarigan Girsang - Tarigan Gersang) Sangat erat kaitannya dengan Dolok Tandoek Banoea karena disana lah Pertama kali leluhur Marga Girsang Datu Parulas Parultop (Oppung Datu Balutan Girsang ) menginjakkan Kaki setelah Datang dari Tanah pakpak (Tungtung Batu - Lehu) Menjumpai Abang nya Purba Pakpak di Pematang Purba Simalungun 
Lain lagi Kalau kita lihat dan baca Cerita Rakyat Karo Tentang Asal usul Marga Tarigan Menurut Tulisan Darwin Frist Tahun 1978 Disebut Juga bahwa Tarigan berada dan Pernah Tinggal di Kawasan Tandoek Banoea (Tongging ) yg disebut Tarigan Umang  (Manusia Umang ) yang datang dari pegunungan Selatan Karo yang pernah Bekerjasama dengan Ginting Manik ( Simanihuruk) Raja urung Tongging Menangkap Burung Sipitu takal Burung Sigurda gurdi Mereka adalah Tiga orang bersaudara ( Pengeltep - Pernangkih nangkih - Pertendong ) 
Apa Kaitan nya Dengan keterangan Cerita Diatas adalah Tentang Kedatangan Marga Lain yang Menjadi Anak Beru/Boru Dari Marga Munthe  adalah Marga Girsang  Keturunan TUHAN (Toean ) Nagasaribu Dari Kerajaan Silimakuta  Tanah Simalungun 
Tradisi Dari Raja Kerajaan Silimahuta Raja harus Memiliki Istri ( Puang Bolon) Boru Munthe Agar bisa Menjadi penerus Tahta Kerajaan di Silimakuta 
Batas Hak Tanah Ulayat Kerajaan Soeka Tanah Karo yang dikuasai Marga Munthe Tongging berbatasan Langsung Dengan Batas Hak Tanah Ulayat Kerajaan Silimahuta Marga Girsang Termasuk Sebagian Dari Dolog Tandoek Banoea (Dolog Sipisopiso) adalah Tanah Ulayat Marga  Girsang yg termasuk ke Daerah Tanah Simalungun dan yang Daerah Kerajaan Soeka ( Karo ) adalah  Tanah Ulayat Marga Munthe Demikian Sekilas Tentang Kisah Marga Girsang terkait dgn wilayah ini
Ada juga Kisah Cerita lain Marga Girsang dengan Keturunan Op Raja silalahi sabungan Diparopo dan Silalahi terkait dengan Girsang Si Battenangnang (Sipangan Bolon) yang datang dari Girsang sipangan Bolon Parapat dan Marpinoppar di Tanah Silalahi Sebagai Anak Beru/Boru.
Demikian pula hal nya Dengan Marga Simanjorang keturunan Toga Sinaga yang Sekarang disebut Sebagai Keturunan Jorang Raja ( Simanjorang Simandalahi Simaibang ) yang datang Dari Tanah Teba (Hasinggahan, Parapat Girsang Sipanganbolon ) Sebagian dari Marga Simanjorang Membuka kampung/Mantek kuta Dengan Nama Kuta Si Kodon kodon (Kodon kodon Tongging) yang berbatasan  langsung dengan Tanah Pakpak Dairi. 
Uniknya Lagi Marga Girsang Punya Kaitan yang erat dengan Kedua Batas Wilayah Simalungun Jaman dulu dan sekarang terbukti di kedua perbatasan Wilayah KARO dan TOBA  adalah Kekuasan Girsang
Perbatasan  Dengan Wilayah Karo adalah kekuasaan Marga Girsang Kerajaan Silimahuta Dan Perbatasan  dengan Toba Ajibata Parapat (Tapanuli Utara)  adalah Huta Girsang Sipangan Bolon yg terletak di Kecamatan Girsang Sipanganbolon Kabupaten Simalungun yang Mempunyai Kisah dan Cerita  Menarik yang sangat erat Hubungannya dengan Marga Girsang 
Demikian pula dengan Sinaga Simanjorang 
Kedua Marga ini Girsang Dan Simanjorang Sama Kedudukan dengan Turpuk Silima Ompu Sebagai Anak Beru /Anak boru Kuta Dari Marga Munthe Tetapi Kedua Marga  ini Tdk Mempunyai Turpuk Secara  khusus Mereka Di bawah Naungan Raja Turpuk Tondong Mereka Masing masing Jika ada Pesta Adat ( Istilah Tongging Makkopit = Raja i Jolo ima Hula hula = Tondong = Kalimbubu ) Sebagai Suhut Seiring Perkembangan Jaman Ada beberapa Marga  lain yang Masuk ke daerah Tongging yaitu Purba Tondang dan Sagala
Kelompok Marga marga inilah yg Mendiami Kuta Tongging dengan hidup berkelompok Membentuk Suatu kekerabatan yang khas dan Unik sejak Nama kuta Tongging ada Sampai Sekarang ini. Saat ini Mereka Sudah Saling Marhula hula boru (Kalimbubu-Anak Beru) Sudah Saling MARSIBUATON. 
Kisah lain Dari Negri Tongging Adalah Tentang Kisah Marga Ginting Manik . 
Cikal bakal Marga Ginting Manik adalah Marga Manihuruk yang berasal Dari Marga Manihuruk Tongging
(Tengging - Tonk king ) Mereka merantau ke Karo jahe (Sebutan orang Tongging bagi yg merantau ke Tanah Karo) 
Marga Karo Lain nya yg Berasal Dari Tanah Tongging  adalah Marga Ginting Munthe.
Marga Ginting Munthe yg berasal dari Tanah Tongging lah awalnya yg memakai Marga Ginting Munthe di Tanah Karo Dan  Selanjutnya ketika ada marga Munthe yg Datang Dari Desa Nawalu (Delapan Penjuru Mata Angin)  Mereka akan berafiliasi jadi Ginting Munthe . 
Marga Manihuruk merupakan Bapa urung (Raja Urung) Dari Kerajaan Suka Tanah Karo yang pernah berkuasa dan memerintah Di Huta Tongging
berikut jejak dan Rumah Pribadi Raja urung Tongging  Marga Simanihuruk


Batu Nissan Raja Urung Tongging

Raja  Urung terakhir sebelum kemerdekaan RI di Tongging adalah :
Raja Battal Manihuruk
(Raja Oeroeng Tongging)
Beliau wafat diusia 100 tahun
Pada 12 November 1947. 
Istri beliau adalah Dain br Girsang 
( Puang Bolon ) 
Keturunan Girsang Nagasaribu Silimahuta Kabupaten Simalungun . 
Di Silimahuta Marga Girsang adalah Hula hula/Kalimbubu/Tondong Marga Manihuruk Sudah Merupakan Tradisi Marga Manihuruk Mar boru Girsang  adapun Tanah marga Manihuruk di Silima Kuta adalah Pemberian Marga Girsang Sebagai Kalimbubu Taneh begitu juga Marga Girsang Sudah punya tradisi harus Mar boru Munthe Sipituhuta. 

Anak Beru /Boru Girsang Di Silimahuta adalah Sebagai Berikut

1. Djawak
2. Manihuruk
3. Simarmata
4. Sijabat 
5. Sipayung 
Tidak Usah heran Kalau Marga Manihuruk  sijabat - Djawak dan Simarmata Sangat Menghormati Marga Girsang di Tongging dan Di Saribudolog  Silimahuta
Demikian Juga Hormat nya Marga Girsang kepada Marga Munthe Sebagai Kalimbubu/Tondong 
Marga Girsang Juga termasuk Juru damai Jika diantara Mereka Marga Munthe dan Marga Manihuruk Simarmata Sijabat Ribut karena Posisi nya Girsang Sebagai Kalimbubu ( Manihuruk Sijabat dan Simarmata) dan Girsang Sebagai Anak beru Marga Munthe Maka Diantara mereka tidak akan ada yg berani Melawan Karena Saling Menghormati Satu Sama lain

Pada saat jaman sebelum merdeka Tongging merupakan Bapa Urung dibawah Kerajaan Suka. 
Raja Oeroeng Tongging dibantu Oleh Seorang Penghulu. 
Menurut Cerita orang Tua dan Tokoh masyarakat Tongging dahulu yang seharus nya Memerintah Adalah Marga Munthe Sebagai Pemilik Tanah Tetapi Belanda Mengangkat Marga Manihuruk  Sebagai Raja Urung/Penghulu dan dimasukkan kedalam Ke Sibayak Suka Karena Marga Munthe tidak Mau patuh terhadap pemerintahan Belanda Untuk mengutip pajak kepada Rakyatnya alasanya Karena Marga Munthe adalah Raja dan  penguasa oleh karena itu Marga Munthe tidak Mau Tunduk  Sama Belanda  


            
            Situs Sejarah Negeri Tongging
                         Rumah Pribadi 
          Raja Urung Tongging ( Manihuruk ) 
          Anak Beru Girsang Keturunan Tuan               Nagasaribu Kerajaan Silimakuta

  
        ISTANA RAJA OEROENG TONGGING


Selanjutnya Sepeninggalan Raja Urung Tongging yang Meninggal Dunia Pada Tahun 1947 Tepat nya Dua Tahun Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia Sehingga Pada Masa itu Pemerintahan yang  berlaku adalah pemerintahan yang Sah dan Resmi di Indonesia Selanjutnya Kepemimpinan  Sebuah Desa  Harus Di Kepalai Oleh Seorang Kepala Desa (Pangulu Kampung)
Perjalanan panjang  Pemerintahan Desa Tongging  yang Perlu kita ketahui dan Catat berikut Nama Nama Orang yang Pernah Memerintah atau Memimpin dan Menjabat Kepala Desa (Pangulu) Tongging Sejak  Tahun 1947 Sebagai Berikut :

1. Belek Munthe        Tahun 1947  - 1952
2. Jagur Munthe        Tahun 1953  - 1957
3. Japadang Sijabat Tahun 1958  - 1963
4. Johan Munthe        Tahun 1964  - 1969
5. Idup M Girsang     Tahun 1970  - 1991
6  St. Eli M Girsang   Tahun 1992  -  2002
7. Orinus Silalahi      Tahun 2003  -  2008
8. Sinar Munthe         Tahun 2009 -  2015
9. Jhon Simarmata    Tahun 2016  - 2022
10.Ir Salindo Sijabat Tahun 2023 - Skrg

Menurut Hasil Penyelusuran Penulis Atau Informasi yang Saya dapat dari berbagai Pencarian (Madu Jose) Raja Urung Tongging Marga Manihuruk pernah 3 Kali Memerintah Sebagai Raja Oereong Yaitu :
Raja URUNG Pertama 
Manihuruk bagas Raja
Raja Urung Kedua 
Manihuruk Maranti
Raja Urung Ke Tiga 
Manihuruk Bagas Raja

Buat Para Tokoh /Turpuk Desa Tongging Apakah  ada Info Selanjut nya..... 



    Tongging Sekitar Tahun 1920-1935 KITLV
                                 

                         Tongging Sekarang

Berikut  Pembagian Batas Tanah Ulayat Sesuai dengan Kesain /Turpuk/Nagori  yang  Ada Di Oereong Tongging  Pada Masa Pemerintahan Kerajaan Soeka  Di Oereong Tongging 

WATAS TANAH TONGGING Salinan Koetipan dari daftar firman Keradjaan Negeri Soeka Register No. 530/1940.

Keradjaan Negeri Soeka. 
Telah memperhatikan "Kampong-grensregeling Karolanded ddo. 1 April 1935 No. 143; Telah membatja Advies Roenggoen
Balai Raja Soeka No. 5 dd. 25 Novembar 1940. Menetap dan Mengakoei:

1. Watas tanah kesain si V Empoe dengan kesain Siandjoeloe, ialah dari Binanga loeroes ke Pantjoer Aekkori teroes menoedjoe kepengkolan pasar Tongging sampai menoedjoe watas dengan Simaloengoen. 
2. Watas tanah kesain Siandjoeloe dengan Maria Tongging, ialah Baloeren toroe pasargaris loeroes ke no. 2 (dekat batoe nabolon). Dari sitoe ke Binanga (menoejoe barat) Salianan dari Koetipan. 

3. Watas tanah kesain Simarmata dengan Maria Tongging, ialah: Garis Loeroes dari Binanga ke batoe panggaroeten. Dari batoe panggaroeten loeroes menoedjoe ke dalan Hoppoan, dan teroes garis loeroes ke watas Simaloengoen (menoedjoe Timoer.


4. Watas tanah kesain Manik dengan tanah Simarmata, ialah : Dari oerong (oeroek) Sidenggal garis loeroes menoedjo oeroeng batoe tippoes. Dari oeroeng batoe tippoes teroes loeroes menoedjo ke Hoeboean oeroeng batoe tippoes.

5a. Watas tanah kesain Moente (Siandjahe) dengan tanah kesain Manik, ialah: Silangka-langkaon batoe tippoes loeroes menoedjoe harang horbo. Dari harang horbo garis loeroes menoedjoe ke bandar pandjal-djalan, dari sinilah kebawah hingga didapati hoeboeran Hondom bagian Sianjahe.


Salinan jang sama boenjinja dikirim kehadapan seripadoeka Toean Controleur van de Karolanden dan Radja Oerong Tongging, oentoek disimpan dalam archiefnja serta koetipan seberapa perloe diberikan kepada penghoeloe2 jang bersangkoetan itoe oentoek diketahoeinja.

Soeka, 25 November 1940
Het Inlandsche Zelfbestuur van Soeka
Pemantang Siantar, de 24 Dec 1940
Gezien:De. Ass. Resident Siantar

TONGGING - TENGGING - TONGKING - TONKGING - TONGGI


Penulisan Nama Tongging Di Peta Tao Silalahi  Danau Toba (Laut Tawar) Tahun 1898 Adalah Dengan  Tulisah  TONGKING  dalam Catatan B Hageen / L. V kitlv


Karau Karau Battas From TongKing 
Inland Of Delli  - Kitlv - Sumber (Group Fb Sejarah Batak)
Mungkin Begini Artinya Batak Karo Karo Dari TONGKING Di Tanah Deli

Perjalanan Pembagian Wilayah Pemerintahan Huta Tongging Pada Masa Penjajahan dan pada Masa Kerajaan Jaman Tempo Dulu Pernah Mempunyai Kelompok  Wilayah antara Lain :

I. SITOLU HUTA ( Pakpak Dairi) 

1. Silalahi
2. Paropo
3. Tongging

MARGA SITOLUHUTA (Pakpak Dairi) 

1. Silalahi Sabungan
2. Simanjorang
3. Girsang
4. Simarmata
5. Simanihuruk
6. Sijabat
7. Siboro
8. Mandalahi
9. Simaibang


II. TOSIKO ( KARO) 

1. Tongging
2. Sibolangit
3. Kodon Kodon

Marga TOSIKO
1. Munthe
2.Girsang
3. Simanjorang
4. Simarmata
5. Simanihuruk
6. Sijabat
7. Silalahi  Sabungan
8. Sagalana
9. Tondang
10. Purba

Desa Sitoluhuta kawasan Danau Toba Tanah Karo
1. Sibolangit Berbatasan Langsung Dengan      Kabupaten Simalungun
2. Tongging Danau Toba Tanah Karo
3. Kodon Kodon Berbatasan Langsung              Dengan Tanah pakpak Dairi 

III. SIPITUHUTA : 

1. Merek
2. Aek Popo /Aek hotang 
3. Garingging/Tambusan/Simp.nagara
4. Pangambatan
5. Situnggaling/Parbatuan
6. Tongging/Bdr Tongging/Negri Tongging
7. Partibi Tembe/partibiLam

Marga Awal yang Ada di Sipituhuta :

1. Munthe
2. Girsang
3. Simanjorang
   Ketiga Marga Ini Sangat Unik Dan Marga     inilah Marga Inti Di Sipituhuta Mereka         Ini Sudah Marhua hula boru Contoh nya      Girsang Tondong nya Munthe Dan                  Munthe Tondong nya Girsang Demikian        pun Dengan  Simanjorang Dengan                  Munthe Dan Girsang

4. Silalahi Sabungan
5. Manihuruk
6. Simarmata
7. Sijabat
8. Purba 

IV. SILIMA HUTA - SILIMA KOETA
     SIMALUNGUN Kampung Induk Sejak             Jaman Kerajaan Silimakuta Girsang               Yaitu : 

1. Rakutbesi
2. Dolok Panribuan
3. Saribu Djandi
4. Mardingding
5. Nagamariah

Kekerabatan Awal Marga Girsang Di Tanah Simalungun Pada Jaman Kerajaan 
Marga Girsang ( Gersang ) Simantek Kuta
Senina Taneh ( Siboro dan Pakpak) 
Senina Taneh Purba (Tamsidalogam) 
Senina Taneh Purba ( Tamsar Tondang Tanjung) 
Kalimbubu Taneh
Sinaga
Tondong 
Munthe
Anak Boru // Anak Beru Taneh
Simanihuruk
Sijabat/Djawak
Simarmata
Sipayung

ULOS SITOLU HUTA
SIPARTOGI ( Silalahi Paropo Tongging) 
1. ULOS GOBAR

        
Sitolu Huta SIPARTOGI  ( Silalahi Paropo Tongging) sitolu Huta TOSIKO ( Tongging Sibolangit Kodon Kodon) SILIMAKUTA dan SIPITUHUTA Mereka ini Satu Komunitas Batak yang Unik Tinggal di satu Wilayah/kawasan Perbatasan Antara Suku Karo Suku Pakpak Dairi Suku Simalungun dan Suku Toba Samosir Oleh Sebab itu Terbentuk lah Suatu Tatanan budaya yang Mengadopsi Semua unsur unsur budaya dari Suku yang ada dalam Satu kawasan ini oleh sebab itu mereka Sangat Familiar dengan Ulos Ulos ini dan sudah menjadi Ulos tradisi dikawan ini Oleh Karena Hubungan Kekerabatan yang bertalian antara Marga yang satu dengan Marga Lain nya Dalam hubungan Adat : 
Sanina (Dongan Tubuh) 
hula hula (Kalimbubu/Tondong )
Boru( Anak Beru/ Boru ) 
                           

2. SIMAKKAT AKKAT 

Ulos Ulos ini Semua asli Hasil Tenunan Rumahan atau keluarga Sitoluhuta Kalau jaman dulu setiap Orang tua perempuan (Ibu) rata rata pintar bertenun untuk membantu ekonomi keluarga Oleh karena itu harga nya cukup Mahal karena di kerjakan dengan hasil Tangan dan Masih banyak ulos ulos lain nya yang berasal dari Sitolu huta ini  Simakkat akkat  sitolu huta ini hampir mirip dengan Suri Suri Hio Simalungun 


3. POLANG POLANG


Penenun yang ada di SITOLUHUTA menggunakan alat tenun tradisional gedongan. 
Jenis-jenis Kain Tenun Sitoluhuta adalah Ulos Gobar, Ulos Polang-polang, Ulos Sidos-dos, Ulos Jung-jung, Ulos Sangkur bonar, Ulos Simangkat-angkat, Ulos Ragi Siantar, Ulos Sitorop Gatip, Ulos Pangiring, Bintang Maratur, Ulos Suri-suri sanggar, Ulos Sigara topi, Ulos Hati Rongga, dan Ulos Gipul. Kain Tenun Ulos ini masih digunakan pada acara adat yang ada di Sitolu huta 

Buku Legacy in Cloth karya Dr. Sandra Niessen, halaman 136. Bahwa peneliti Ulos Batak tersohor ini berpendapat : 
Pantai utara Danau Toba (Sitoluhuta) selalu menjadi sumber penting kain bagi Suku Pakpak 
Niessen menyatakan  Si Tolu Huta sebagai wilayah yang Memiliki gaya khas Ulos tersendiri dan Corak tersendiri di bandingkan dengan Suku Batak lain nya karena warisan tekstilnya unik. 


       Sumber Photo Group FB Sejarah Batak

Setiap Hasil Tekstil Si Tolu Huta menampilkan hubungan antaretnis dengan wilayah di Sekeliling nya dalam tata letak pola dan tata nama ulos tersebut
Menuru NIESSEN pesisir bagian utara Danau Toba (Si Tolu Huta) adalah sumber Ulos dan pakaian utk Suku Pakpak Pada Zaman dahulu

Melihat tulisan Niessen ini , didapat bahwa Sitolu Huta adalah Sentra produksi bahan sandang bagi Orang Pakpak kala itu. Ulos Polang polang, Gobar, Suri suri Simakkat akkat yang ada di Sitoluhuta juga ada di Pakpak

Hasil Penyelusuran  Dan Catatan Sejarah Masa lalu Ditulis Oleh 
Boston Girsang
NaraSumber 
Pemkab pakpak Dairi
Pemkab Karo. / Simalungun literatur
Tokoh Marga Munthe Tongging
Tokoh Anak Beru Silima Ompu
Tokoh Anak Beru Munthe Tongging Girsang dan Simanjorang


Komentar

POPULER POST

SILSILAH GIRSANG

SILSILAH TOGA SIMAMORA BERBAGAI VERSI

PINAR SIMALUNGUN

Patuturan Dalam Ke Kerabatan Suku Simalungun

TAROMBO MARGA GIRSANG

GIRSANG Vs LUMBAN TORUAN HARIARA

SEJARAH LAHIRNYA MARGA TARIGAN

Umpasa Namarpariban

PESTA TUGU GIRSANG 2017

Radja Radja Simalungun