Daftar Isi Buku Sejarah Dan Silsilah Girsang Hasil Seminar PGBPI

 DAFTAR 

Kata Pengantar
Kata Sambutan Pembina PGBP Indonesia Kata Sambutan 
Ketua Umum PGBP Indonesia

Bab I  Pendahuluan

Bab II Perjalanan Datu Parultop dan Perjalanan  Datu Parulas 

Raja Somalate Guru Tentang Niaji Purba Sigulangbatu

Perjalanan Datu Parultopultop di Tuntungbatu

Perjalanan Datu Parultopultop di  Tanah Simalungum

Perjalanan Datu Parulas Parultop Leluhur marga Girsang 

Perjalanan Datu Parulas Parultop ke Sagala

Perjalanan Datu Parulas Parultop ke 

Harian Nainggolan

BAB III Perjalanan Datu Balutan Girsang ke Nagasaribu

Bab IV Kerajaan Nagamariah menjadi Kerajaan 

Silimahuta 

Bab V Pengantar Sejarah Tuan Lobe di Ujung Saribu

Bab VI Kehidupan Tuan Panjang Girsang

Bab VII Sulian Nabolon membentuk Kerajaan di Ujung Saribu 

Bab VIII Masa Perserakan Marga Girsang 

Bab IX Tuan Raidolok

Bab X Idom Raja menggantikan kedudukan Tuan Saut Raja 

Bab XI Kehidupan Tuan Lobe masa tuanya 

Bab XII Silsilah perserakan anak dari Datu

Balutan Girsang dari Nagasaribu ke daerah lain

Bab XIII Catatan Sejarah 

Daftar Pustaka

Lampiran Silsilah si Raja Batak sampai ke  Marga Girsang


BAB – I

PENDAHULUAN

Dalam setiap ikhtiar untuk mengenali manusia atau benda-benda, kita dituntut untuk mempunyai cinta. Disamping itu diperlukan pula keteladanan dan minat yang membara, bukan saja terhadap benda-benda yang kasat mata, tetapi juga terhadap makna yang terpendam yang jarang sekali sepenuhnya terungkap. Jika kita ingin memahami makna tersembunyi, kita membutuhkan cinta, perhatian dan kesabaran. Jangan sampai terlampau menyepelekan hal ihwal yang rumit dan mengambil jalan pintas begitua saja, lantas beranggapan bahwa kita telah Sungguh-sungguh paham, sementara kenyataannya tidaklah demikian. Banyak aspek yang harus kita telusuri dengan tekun dan cermat. Pemahaman menyeluruh hanya dapat diraih melalui keuletan dan kelembutan hati, seperti yang dituturkan oleh Marthin Luter King. Marga Batak adalah kelompok geologis, persekutuan dari orang-orang bersaudara, sedarah, yang mempunyai nama tersendiri, sekuturunan menurut garis satu bapak leluhur. Menurut hukum adat marga itu merupakan suatu kesatuan karena : Kekerabatan dalah sebagai “namarsanina” yang berasal dari rahim yang sama) larangan endogamy (larangan saling mengawini yang bersaudara), solidaritas satu sama lain, satu komunitas kurban, mempunyai tanah sendiri (tanah Leluhur) dan hubungan perkawinan. secara fisik, maupun lingkungan sosial budaya. Serentak dengan lajunya pembangunan, terjadi pula dinamika masyarakat sebagai salah satu dampak pembangunan itu sendiri diantaranya terjadi perubahan sikap terhadap nilai nilai budaya yang sudah ada, yang seharusnya dilestarikan keberadaannya sebagai tatanan hidup dalam proses pembangunan menuju alam moderenisasi. Secara umum kebudayaan itu merupakan unsur kekuatan dalam proses pembangunan suatu bangsa dan sebagai filter terhadap arus masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita maupun penangkal pengaruh marga lain terhadap pendirian kita. Sehingga terbentuk watak dan indentitas diri kita selaku suku bangsa yang berbudaya, sudah barang tentu diperlukan pemahaman terhadap nilai nilai budaya warisan nenek moyang kita sendiri, sehingga generasi muda kita lebih percaya diri dan mampu mencerna nilai nilai budaya leluhurnya untuk dipertahankan serta melestarikannya.Pemahaman terhadap TAROMBO (silsilah keluarga) sesuatu suku bangsa tidak lain guna menumbuhkan semangat kebersamaan dan keberanian moral untuk mempertahankan jati diri dengan nilai nilai budaya yang sudah ada sebagai warisan nenek moyang kita sendiri, sehingga kita mampu menolak nilai nilai yang tidak sesuai dengan warisan nenek moyang kita. Dengan pemahaman Terhadap TAROMBO keluarga sendiri sudah barang tentu kita akan mampu meningkatkan harkat dan martabat suku bangsa kita sendiri sebagai komponen suku bangsa yang majemuk di Negara kita ini, dengan sikap hidup yangPembangunan adalah suatu interval manusia terhadap lingkungannya, baik lingkungan alam semestaseimbang, serasi dan memiliki kepribadian yang teguh. Buku ini menerangkan sekilas perjalanan Datu Parulas si Juara Parultop sebagai leluhur marga GIRSANG yang merantau ke tanah Simalungun. Sebelum kita memulai kita perlu memahami bawa kita tidak boleh memisahkan Oppung Datu Parultop-ultop si Raja Langit sebagai leluhur dari marga Cibro dan Purba Pakpak dengan oppung kita Datu Parulas Parultop si Raja Ursa leluhur marga Girsang keduanya adalah anak kembar dari anak dari Raja Somalate Purba Sigulangbatu dipanggil Guru Tentang Niaji. Kalau kita ingin memahami perjalanan Oppung Datu Pangultop si Raja Langit, juga kita wajib harus memahami perjalanan Oppung Datu Parulas si Raja Ursa leluhur marga Girsang, kalau kita tidak memahami keduanya kita bisa keliru karena keduanya adalah anak kembar dengan kemampuan yang sama keahliannya sama sebagai juara pangultop dilatih oleh ayah mereka Raja Somalate Guru Tentang Niaji.


Komentar

POPULER POST

SILSILAH GIRSANG

SILSILAH TOGA SIMAMORA BERBAGAI VERSI

PINAR SIMALUNGUN

Patuturan Dalam Ke Kerabatan Suku Simalungun

TAROMBO MARGA GIRSANG

GIRSANG Vs LUMBAN TORUAN HARIARA

SEJARAH LAHIRNYA MARGA TARIGAN

Umpasa Namarpariban

PESTA TUGU GIRSANG 2017

Radja Radja Simalungun