Pengantar Sejarah Tuan Lobe Girsang Di Ujung Saribu

 Sudah lama berkehendak mengabadikan sejarah marga Girsang dari Lehu ke Nagasaribu dan khususnya keturunan Tuan Lobe, yang selama ini lebih banyak orang diluar marga Girsang menulis tentang sejarah atau cerita tentang marga Girsang, sehingga apapun yang diceritakan diluar marga Girsang seolah olah cerita itu benar karena tidak ada yang menyela atau yang membantah maupun menolak ketidak benaran sejarah atau cerita tersebut, sehingga terjadi kontraversi dikalangan marga Girsang itu sendiri, karena tidak sesuai dengan pendekatan hikayat yang ada dan runutan sejarah yang sebenarnya, sehingga pendapat demikian itu di naifkan. Keinginan untuk menulis buku ini merupakan pengharapan kepada pembaca khususnya generasi marga Girsang biar dapat memahami sejarah dan perjuangan nenek moyang marga Girsang di masa lalu.Dengan tersusunnya buku ini adalah merupakan kumpulan dari fakta fakta sejarah dari berbagai rangkaian masa kemasa dan peristiwa dalam kehidupan nenek moyang kita, tentu banyak manfaat yang dapat kita petik sehingga generasi Girsang tidak merasa ter ombang ambing karena ketidak pahaman sejarah marga Girsang. Sejalan dengan sebutan HENRY BOLING BROKE menyebutkan bahwa 

“SEJARAH ADALAH FILSAFAT YANG MENGAJARDENGAN CONTOH”. Sejarah menjelaskan tentang kebenaran dan hakekat kehidupan dimasa lampau untuk diambil inti sarinya demi kehidupan masa kini dan masa mendatang, sehingga tidak mengulangi kekeliruan kekeliruan yang pernah diperbuat, tetapi berpaculah merangkai dengan baik apa yang diperbuat untuk mencapai kesuksesan dalam hidup.Tidak dapat dipungkiri dalam penulisan ini ditemukan berbagai hambatan terutama dalam melengkapi bahan-bahan guna tersusunnya buku ini. Namun dengan penuh keyakinan dan dorongan berbagai pihak kesulitan kesulitan dalam menulis buku sejarah ini dapat diatasi. Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nongat Girsang yang telah banyak memberikan masukan dan keterangan yang perlu sebagai bahan penulisan buku ini. Demikian juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Kitab Girsang yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga dalam rangka penyusunan tulisan sejarah ini. Juga ucapan terima kasih kepada Doraman Purba Tambak Girsang yang turut serta memberikan sumbangan pemikiran, sehingga buku ini dapat diterbitkan.Demikian pula kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya yang tidak dapat kami sebut satu persatu yang membantu kami baik secarai moril maupun materil sehingga buku sejarah ini dapat tersusun, dengan Ini kami menyampaikan terima kasih. Pengharapan kami semoga kita dapat meyambut kehadiran buku ini dengan senang hati khususnya bagi generasi muda marga Girsang.Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa 8ilmu sejarah penting sekali, hal ini disebabkan kemajuan dan peradaban suatu bangsa hanya dapat dilihat dari sejarah kehidupan bangsa itu sendiri. Masa lalu, masa kini dan masa depan adalah suatu mata rantai ikatan peristiwa yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya ditinjau dari derap langkah kehidupan bangsa dan karya-karyanya. Suatu bangsa dan Negara terciptanya oleh karena adanya kebersamaan dan ikatan yang erat antar masyarakat dan golongan yang dilatar belakangi kehidupan 

politis, geografis, genealogis, bahasa, suku dan sebagainya. Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia senantiasa ngin bergaul dengan orang lain, sebagaimana disebut oleh Aristoteles dengan “ZOON POLITICON” yang berarti manusia senantiasa ingin bergaul dengan sesamanya, dan juga tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu berada dalam kehidupan keluarga dan keluarga berada dalam ruang lingkup yang lebih besar lagi yaitu suku bangsa.Dalam tahapan kaula antara keluarga dan suku dikenal ikatan MARGA. Di masyarakat Batak khususnya marga” inilah salah satu syarat pokok dalam menentukan “tutur” dalam garis keturunan. MARGA berasal dari bahasa sansekerta artinya MERGA atau WARGA yang artinya warga Negara. Marga ini menunjukkan asal muasal dari mana orangnya, tempatnya dan kelompoknya. Dalam masyarakat suku Simalungun ada lima marga sebagai marga Raja yang berkuasa yaitu Marga PURBA, DAMANIK, SINAGA, SARAGIH dan GIRSANG. Dewasa ini ditambah lagi dengan marga SIPAYUNG yang pada masa kekuasaan Raja-Raja dahulu diRaya khususnya melebur kedalam marga Sinaga. Ada kalanya antara Girsang dan Purba disatukan saja dalam satu induk marga yakni Purba. Hal seperti ini pada dewasa ini tidak dapat diterima lagi kebenarannya di masyarakat karena Girsang sendiri telah lama dapat menunjukkan indentitas dan populasinya yang besar sebagai salah satu marga yang besar di Simalungun. Memang kenyataannya di masyarakat antara marga PURBA dengan marga GIRSANG berasal dari SATU RUMPUN MARGA, yang berarti satu keluarga yang tidak boleh KAWIN karena satu rumpun Marga.Dalam tulisan ini penulis menuturkan sejarah marga Girsang keturunan Tuan Lobe khususnya, untuk memperkaya kepustakaan buku sejarah tentang Marga Girsang. Tuan Lobe berkuasa di Ujung Saribu dekat Sungai Buaya sekarang masuk ke Desa Mabar Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.Akhir kata penulis mengharapkan dengan kehadiran buku ini atau tulisan yang sederhana dapat menggugah perhatian dan minat generasi muda marga Girsang sebagai tolak ukur peradapan marga Girsang menyongsong masa depan

Komentar

POPULER POST

SILSILAH GIRSANG

SILSILAH TOGA SIMAMORA BERBAGAI VERSI

PINAR SIMALUNGUN

Patuturan Dalam Ke Kerabatan Suku Simalungun

TAROMBO MARGA GIRSANG

GIRSANG Vs LUMBAN TORUAN HARIARA

SEJARAH LAHIRNYA MARGA TARIGAN

Umpasa Namarpariban

PESTA TUGU GIRSANG 2017

Radja Radja Simalungun