Perjalanan Datu Parulas Parultop Ke Huta Harian Nainggolan


Sewaktu Datu Parulas Parultop berdiri di atas salah satu bukit di Sagala melihat Burung Balam Putih itu terbang rendah dihadapan Datu Parulas Parultop dan sewaktu mau diultop terbang kearah pulau Samosir, lalu Datu Parulas Parultop bergegas kearah burung itu terbang, sesampainya Datu Parulas Parultop di Negeri Janji Raja dia berdiri dikampung RAPUSAN dipinggir danau Toba sambil memandang kearah Pulau Samosir Sewaktu dia asik memandang kearah danau dia melihat Anduhur Bombon itu Terbang menuju kearah HARIAN SAMOSIR kemudian Datu Parulas dengan sigap berangkat menuju arah terbangnya anduhur Bombon itu. Kemudian Datu Parulas Parultop melihat Anduhur Bonbom itu hinggap di atas batu keramat yang bernama NAMARTUA BATARA GURU yang berada di danau Harian. 


Gambar 18 : Batu Namartua Batara Guru

Kemudian Datu Parulas Parultop secara perlahan-lahan mendekati batu tersebut karena berniat menangkap AnduhurBonbon itu, namun setelah dekat Anduhur Bonbon itu kabur terbang. Datu Parulas Parultop pun merasa kesal karena tidak mengultop Anduhur Bonbon itu dengan Ultopnya. Karena rasa kesal Datu Parulas Parultop duduk di atas batu keramat itu, kemudian sewaktu anak perempuan raja setempat hendak mengambil air minum melihat ada orang yang duduk di atas batu keramat itu, anak raja pun bingung melihat bisa orang duduk di atas batu itu, yang tidak pernah orang berani duduk di atas batu itu, karena setiap orang ada di atas batu tersebut pasti bahaya. Oleh karena itu anak raja pulang ke rumah dan memberitahu kepada sang Raja tentang orang tersebut. Tidak berapa lama lintas nelayan penangkap ikan dekat batu itu dan bingung melihat ada orang bisa duduk di atas batu itu tidak bahaya, lantas kedua nelayan itu merapatkan solunya (sampan) ke dekat Batu itu, lantas menyapa Datu Parulas Parultop apakah manusia atau setan, lalu dijawab oleh Datu Parulas Parultop bahwa dia adalah manusia. 
Setelah mereka bahwa orang yang duduk di atas batu itu adalah manusia, maka kedua nelayan itu memutar arah solunya ke pantai dan pergi memberitahukan kejadian itu 
ke sang Raja Harian. Kemudian Datu Parulas Parultop dibujuk ke rumah sang Raja Harian, karenadianggap orang 
itu tidak orang sembarangan dan selama di Harian Datu Parulas Parultop menunjukkan kecakapan dan kewibawaannya lantas Raja memberi jabatan sebagai penasehat perang Raja Harian.Di daerah harian Datu Parulas Parultop bertemu dengan br Nainggolan yang sedang berbadan duakemudian Datu Parulas Parultop mempersuntingnya
menjadi istri, namun sebelum anaknya lahir, Datu Parulas Parultop sudah pergi ke daerah lain (daerah Pusuk Parlilitan) meninggalkan istrinya, setelah anak yang dikandung br Nainggolan lahir timbul permasalahan marga apakah anak yang lahir itu? Datu Parulas Parultop datang seperti embun pergi seperti angin, sehingga Raja Nainggolan mengambil keputusan supaya mengantar anak bersama ibunya ke Lumban Raja (Lumban Raja = dusun Raja), sehingga anak itu dibuat bermarga Lumban Raja, 
sewaktu anaknya besar pernah bertanya kepada ibunya mengenai asal usul ayahnya, kemudian ia menerbangkan lesung dengan ilmu bathinnya dan lesungnya itu jatuh di 
Purbasaribu dekat Haranggaol. Tim Sejarah langsung menyaksikan Rumah Persaktian Datu Parulas yang terletak di Negeri Harian Nainggolan dan wawancara dengan 
penduduk setempat bertemu dengan marga Lumbanraja mengakui secara tersirat Girsang dengan Lumbanraja ada 
hubungan bathin yang bersaudara, namun secara umum Marga Luban Raja bergabung dengan marga induk pada Toga Nainggolan.
Menurut pengakuan para Tokoh Lumbanraja bahwa Datu Parulas melanjutkan perjalanannya ke Pusuk 
Parlilitan dan di hari tuanya kembali bertapa masuk kedalam sembuah kayu Ara yang berlubang besar di Perdagangan dan meninggal di daerah lokasi keramat 
Kubah Kota Perdagangan.Tim Sejarah pergi melihat Batu Besar namanya 
NAMARTUA BATARA GURU berjarak lebih kurang empat ratus meter dari bibir pantai danau Harian, kemudian Tim pergi ke rumah sakti Datu Parulas yang berjarak lebih kurang delapan ratus meter dari bibir pantai harian. Rumah tersebut berbentuk rumah adat batak yang dirawat sebagai 
tujuan wisata serta Tim mengabaikan rumah sakti tersebut sebagai bukti sejarah serta berwawancara langsung dengan 
penjaga rumah Sakti Datu Parulas sebagai rumah nenek leluhur marga Lumbanraja di kampung si Arsam Desa Harian Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir. 

Gambar 19 : Rumah Parsaktian Datu Parulas di Harian
Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

Komentar

POPULER POST

SILSILAH GIRSANG

SILSILAH TOGA SIMAMORA BERBAGAI VERSI

PINAR SIMALUNGUN

Patuturan Dalam Ke Kerabatan Suku Simalungun

TAROMBO MARGA GIRSANG

GIRSANG Vs LUMBAN TORUAN HARIARA

SEJARAH LAHIRNYA MARGA TARIGAN

Umpasa Namarpariban

PESTA TUGU GIRSANG 2017

Radja Radja Simalungun